Search

Rabu, Juni 22, 2011

Hal kecil yang "menghancurkan"

Sebuah cerita nyata,.. dimana nama tokoh, dan tempat disamarkan...


Semua kegiatan dia berhenti sejak kejadian itu. Kejadian yang membuat dia merasa sangat kecewa, dan sangat terluka, hati serta perasaannya. Setelah semua perkataannya, perhatiannya hanya terbalas oleh tuba. padahal dia melakukan semua itu demi perhatiannya dan kepeduliannya kepada sahabatnya. sayangnya, si sahabat tak mengerti apa yang dilakukannya, dan hanya berkata dengan kata-kata yang tak sewajarnya terucap untuk seseorang yang sangat dekat kepadanya. Begitulah nasib yang di alami pemuda yang berpenampilan biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa dari dirinya, tapi hatinya penuh rasa yang sangat mulia. ENDRA namanya.

Hari-hari Endra terlewati dengan begitu saja, tak ada yang menarik baginya. kesendiriannya membuat dia melewati harinya tanpa kesan apapun. sebenarnya dia punya kakak bernama Fira yang menemani dia di kota yang baru saja dia kenal ini, kota Bandung. Ada juga sahabatnya yang mulai dari kota asalnya menemani dia hingga sampai di kota Bandung ini, namanya Nayla. Hari pertama mereka tiba di Bandung, awalnya semua biasa saja, tak ada yang aneh, dan tak ada yang berubah dari awal perkenalan Endra dengan Nayla. Mereka pun menjalani hari-hari baru mereka di kota Bandung pun secara bersama-sama, makan bareng, pergi kesana kemari pun bareng. Karena sebelum mereka berangkat, mereka pernah bercerita
" entar kita bareng-bareng aja ya Dra, soalnya nayla juga enggak tau daerah disana, kalau kamu kan ada kak Fira disana " kata Nayla dengan senyum dan penuh antusias.
" iya, kamu tenang aja. kan ada aku " jawab Endra sambil membalas senyuman Nayla

Dan sekarang mereka sudah tiba di Bandung, tempat dimana mereka akan mengejar impian dan masa depan mereka, mungkin juga menjadi tempat dimana akan ada yang berubah dengan kebersamaan mereka.

sebagai lelaki, Endra menjalankan tugasnya dengan baik. tak lepas sedikit pun perhatian dan kepeduliannya terhadap sahabatnya, Nayla. Setiap hari Endra mengecek dan menanyai Nayla tentang keadaannya.
"nayla, kamu sudah makan?" tanya Endra dengan penuh kepedulian.
"belum Dra" jawab Nayla santai
"kalu gitu, entar kita makan bareng aja ya, bareng kakak ku juga, oke?" kata Endra dengan semangat.
"oke" balas Nayla santai

Dan seterusnya hari-hari mereka terlewati dengan seperti itu, dengan perhatian, pengertian, dan kepedulian Endra yang maksimal sebagai sahabatnya. Endra pun merasa bangga dan senang karena bisa menjalankan tugasnya sebagai sahabat dengan baik.

Namun, keindahan itu tak selalu berjalan mulus. Bukan hal yang besar yang dapat membuat kita "hancur", tapi hal kecil yang bisa membuat kita "hancur". Karena mengahadapi hal besar, dapat diperkirakan keberadaannya, dan kita dapat menghindarinya, namun kita terlupa dengan hal kecil, kita lalai, dan kesalahan fatal pun terjadi karena kita tak bisa menghindarinya.

Ketika itu, tak sengaja Endra melihat sahabat yang selalu ditemaninya itu menangis. Nayla menangis dan tak bisa menahannya. namun Endra tak langsung mendekatinya, Endra melihat dari luar pagar sebuah Bank dimana Nayla terduduk di pelantaran Bank sambil memegangi hape nya, dan tak lama air mata tumpah ke pipinya. Melihat hal itu Endra pun datang mengahmpiri sahabatnya dan bertanya

"nayla, kamu kenapa nangis?, apa yang terjadi?" tanya Endra penuh kepedulian
"enggak, Dra. gak papa kok" jawab Nayla sambil berusaha menghapuskan air matanya
"cerita dong Nayla, kita kan sahabat, jangan ditutup-tutupin dari aku ya" kata Endra sambil berusaha meyakinkan Nayla

Namun tak disangka, perkataan ini yang di dapat Endra
"udah lah, gak papa lo" kata Nayla dengan nada agak tinggi

suasana Hening,


Endra hanya mampu terdiam dan tak menyangka sahabatnya menjawab seperti itu.
suasana berubah, hanya saling diam satu sama lain. Tak lama Endra pergi masuk kedalam Bank untuk urusan suatu hal.
karena tak tega melihat Nayla duduk sendiri sambil melamun, Endra mendatangi Nayla yang masih saja diam, dan Endra berusaha mengambil alih pembicaraan, dan berusaha menenangkan keadaan.
"Nay, lihat deh, itu kakak kelas kita, keren ya?" kata Endra sambil berusaha mengalihkan pandangan Nayla yang melamun menghadap seorang cowok yang berparas tampan.
"ah, udah lah" jawab Nayla dengan raut wajah kesal dan seperti menyuruh Endra diam.

dan Endra pun terdiam seketika, tak menyangka Nayla yang dikenalnya sebagai cewek yang periang, menjadi pemarah dan kesal kepadanya.

" apa salah ku, Nay?" kata Endra di dalam hati dengan perasaan yang semakin hancur.
dan Endra pun pergi, bersamaan dengan itu Nayla berkata
"aku pergi ke Bank sebelah duluan ya" dengan raut wajah berbeda
"oh,iya" jawab Endra singkat

setelah lama Endra berdiri dan menunggu, akhirnya urusan dia di Bank itu pun selesai.

karena rasa kekhawatirannya yang semakin memuncak, endra pun menyusul Nayla ke Bank yang di sebelah.
Endra masuk, dan kebingungan, karena Endra sama sekali belum pernah ke Bank itu.
setelah mendapat nomer antrian pemberian dari Satpam yang bertugas di Bank, Endra pun mencarai-cari dimana Nayla duduk. Tak lama pencariannya, Endra menemukan Nayla duduk terdiam sendiri dan masih melamun.
"hai, Nay. berapa nomer antrian kamu?" kata Endra dengan wajah riang, padahal sebernernya sakit hatinya tak tertahankan lagi.
"388, kamu?" jawab Nayla singkat
"widih,, jauh ya. aku 467" jawab Endra semangat, berusaha menutupi apa yang dia rasa.

Nayla diam.


"eh, disini banyak tellernya ya?, sampe 10 malah"
"tadi di bank sebelah cuma 3 lo" kata Endra berusaha mengajak bicara.

Nayla tetap diam


"eh, kamu tau gak, teller 10 nya dimana? kok enggak ada tulisannya?" tanya Endra dengan penuh rasa ingin tahu sambil berusaha mengajak Nayla berbicara.

tiba-tiba.

"ah, cari lah sendiri"
"ada kamu jadi ribut kali" Nayla berkata dengan nada yang lebih tinggi

Hening


Endra pun terdiam seribu bahasa, rasanya tak sanggup lagi dia menahan rasa kecewanya. bahkan air mata mau jatuh dari sudut matanya, namun Endra berusaha menahannya.

tak lama diam, tak tau Nayla menyadarinya apa enggak, Nayla berkata
"Dra, kamu sholat deluan aja, kan masi lama" dengan suara yang agak rendah
"eggak, nanti aja" jawab Endra singkat


tak lama nomer antrian Nayla di panggil dan Nayla pun pergi begitu aja, tanpa berkata sedikit pun kepada Endra

karena tak tahan lagi dengan keadaan yang dialaminya, Endra pun pergi diam-diam meninggalkan Nayla yang lagi sibuk dengan urusannya.
Endra kembali ke kosannya yang berada tak jauh dari Bank tersebut.

tak beberapa lama setelah itu, Nayla pun selesai, karena melihat Endra menghilang dari ruang tunggu, Nayla pun berusaha menelepon Endra.

namun, endra tak mengangkatnya.


hatinya terlalu sakit untuk menerima keadaan seperti itu, tak sanggup bagi Endra.
beberapa kali Nayla menelepon Endra, tak kunjung di angkat Endra.
padahal pada waktu yang sama Endra mengetahui ada panggilan masuk ke hape nya. namun tak ingin dia mengangkatnya, karena penuh rasa kecewa.
tak lama Nayla nge-sms Endra.

"dra kamu dimana?"
"sholat ya?"
"atau marah?"
"bilang aja"

Endra pun tak langsung membalasnya, setelah sholat. hati endra yang sebelumnya mengeras seperti batu, akhirnya mencair sperti air yang mengalir.

dengan ketenangan yang telah didapatnya, endra pun membalasnya

"aku sholat"

singkat


Mulai saat itu, kata-kata Endra berubah, sifat Endra pun berubah. tak seperti dulu lagi, kepeduliannya, dan perhatiaanya, seakan lenyap dimakan api kekecewaan.
namun tak sepenuhnya berubah, dia tetap masih mau berbicara dengan sahabatnya Nayla, namun kali ini bahasanya agak ringan, tak seperti dulu lagi.
setiap mereka bertemu, labih banyak waktu terhabiskan untuk berdiam satu sama lain.
hari-hari Endra dan Nayla kali ini dipenuhi dengan kata "diam".


begitulah kisah sahabat yang dulunya sangat harmonis, namun karena kelalaian yang kecil, bahkan sangat kecil menjadi berubah begitu saja. janganlah hal kecil itu di "sepelekan".

Dalam persahabatan dibutuhkan "keterbukaan, dan pengertian"
selalu berbagi, baik itu senang ataupun sedih, karena itu gunanya sahabat.

UNTUK BERBAGI


By : Emir Matslan Lubis

1 komentar:

  1. ketik komentar kamu disini..
    boleh kritik dan masukan.
    untuk tulisan yang lebih baik

    BalasHapus

ketik komentar anda disini